Singaraja- Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) telah mencanangkan visi menjadi universitas unggul berlandaskan falsafah Tri Hita Karana di Asia pada tahun 2045. Seluruh fakultas terus berpacu mewujudkan itu. Salah satunya Fakultas Teknik dan Kejuruan (FTK) Undiksha dengan menggelar the 2nd International Conference on Vocational Education and Technology (IConVET 2019) di Hotel Banyualit, Singaraja, Jumat (01/10/2019).
Konferensi yang mengambil tema “Harmonization of TVET and Industrial Revolution 4.0 towards Society 5.0” ini menghadirkan dua Keynote Speaker, yaitu Dr. Sophea Prum dari Taylor’s University, Malaysia dan Kadek Yota Ernanda Aryanto, Ph.D. Universitas Pendidikan Ganesha, Indonesia. Selain itu juga diikuti 70 pemakalah yang membawakan berbagai jenis materi.
Ketua Panitia, I Made Putrama, S.T., M.Tech., mengatakan kegiatan ini ditujukan untuk memfasilitasi bertemunya para akademisi, peneliti dari luar akademisi, misalnya praktisi baik dari guru atau mahasiswa untuk saling bertukar ide mengenai ilmu pengetahuan yang berfokus bidang vokasi, pendidikan dan teknologi. “Disini ada berbagai jenis topik yang dibicarakan. Tentu banyak pengetahuan yang bisa didapatkan peserta,” ujarnya.
Pada gelaran tahunan ini, peserta datang dari berbagai institusi pendidikan dari 5 negara berbeda, seperti Indonesia, Malaysia, Nigeria, Jepang dan Australia. Berkenaan dengan teknis publikasi artikel, Putrama menyebutkan kali ini sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. “Ada proses review setelah seminar ini oleh para pakar, kemudian diberikan feedback untuk memperbaiki makalah. Agar bisa dipublish oleh publisher internasional yang terindex.” Ungkapnya jebolan program magister di National University of Singapore ini. Ia juga menambahkan bahwa seminar ini merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan mampu menunjang peningkatan publikasi bagi Undiksha secara keseluruhan.
Hal senada juga diungkapkan Dekan FTK, Dr. I Gede Sudirtha, S.Pd, M.Pd. yang mewakili Rektor Undiksha untuk membuka acara ini. “Kegiatan ini menjadi wadah bagi para praktisi dan akademisi untuk menyampaikan gagasan terhadap perkembangan bidang pendidikan, teknologi dan kejuruan dalam rangka menyongsong Industrial Revolution 4.0 menuju Society 5.0,” ungkapnya ketika ditemui disela-sela konferensi.
Melalui kegiatan ini, harapnya dapat terjalin program kerjasama dengan institusi baru dan menjadikannya sebagai langkah para dosen meningkatkan angka riset dan publikasi. Ia menegaskan lembaga sangat mendukung apabila terobosan itu. “Selain itu, kami juga memotivasi para dosen untuk mengikuti forum riset dan bahkan joint research dengan universitas luar, seperti halnya kerjasama joint research yang sudah dilakukan dengan La Rochelle University, Prancis”, pungkasnya.
Melalui konferensi ini juga diharapkan dapat mewujudkan situasi yang harmoni antara pendidikan, teknologi dan vokasi dengan industrial revolution 4.0 menuju society 5.0 yang tentunya akan berdampak signifikan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendatang. (hms)
