Puluhan model tampil dalam Pagelaran Busana dan Gelar Cipta Tata Rias yang diselenggarakan Mahasiswa Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Konsentrasi Tata Busana dan Tata Rias Fakultas Teknik dan Kejuruan (FTK) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Rabu (5/12/2018). Penampilan model yang sebagian besar masih berstatus mahasiswa Undiksha itu di panggung mampu memukau penonton dan pengamat fashion. Mereka mengenakan busana berbeda. Baik dari sisi bentuk maupun warna. Sangat serasi dengan postur tubuhnya yang tinggi. Tata riasnya pun tak kalah menarik. Sarat nilai seni dan menampilkan kesan artistik. Menariknya lagi, pada event tahunan ini, juga menampilkan body painting dengan berbagai motif. Ada berlukiskan patung singa ambara raja yang menjadi ikon Kabupaten Buleleng maupun bunga.
Ketua Panitia, Ni Kadek Asri Cahyani menyampaikan pagelaran ini mengusung tema “Legenda Nusantara”. Busana dan tata rias model sangat melekat dengan berbagai kearifan lokal masyarakat. “Untuk tema setiap tahun berbeda. Jadi busana dan tata riasnya menyesuaikan,” katanya.
Busana itu, sambungnya merupakan karya mahasiswa selama perkuliahan. Perlu proses cukup lama untuk menghasilkan karya terbaik, harus didukng ketelitian dan kreativitas tinggi. Melalui event ini, diperkenalkan ke khalayak umum, dengan harapan bisa dilirik dunia bisnis. “Tata riasnya juga dari mahasiswa yang khusus mengambil konsentrasi tata rias. Semua yang ditampilkan adalah karya mahasiswa,” imbuhnya.
Dekan FTK, Dr. I Gede Sudirtha, S.Pd.,M.Pd.,mengharapkan event tersebut bukan menjadi akhir mahasiswa untuk berkarya. Kedepan, sangat ditunggu tercipta karya baru sesuai dengan trend. “Kami ingin ini bukan karya yang terakhir. Tetapi selanjutnya terus ada produktifitas dan kreativitas,” tegasnya.
Industri fashion, khususnya di tanah air masih berpeluang besar untuk berkembang. Potensi itu, menurutnya harus dimanfaatkan sebagai ladang bisnis oleh mahasiswa ketika sudah menggenggam ijazah. Bahkan pihaknya mendorong supaya dipersiapkan sejak dini. “Fashion dan tata rias selalu ada. Peluangnya sangat besar. Ini sangat memungkinkan untuk bisnis. Tinggal menyesuaikan dengan trend atau zaman,” sebutnya.
Menjajaki dunia itu, mahasiswa pun tak hanya cukup berbekal kreativitas saja. Tetapi juga harus didukung aspek lain yang tak kalah penting. Salah satunya kolaborasi dengan pihak lain yang bergelut dalam bidang sama. “Kalau produknya bagus, tetapi tidak ada tahu cara memasarkan, tidak bagus juga. Ini perlu kolaborasi. Bisa dengan pengamat fashion maupun pelaku usaha, termasuk juga memanfaatkan teknologi ,” ucapnya.
Sejumlah busana karya mahasiswa sudah ada yang berpeluang untuk dijadikan bisnis. Ditunjukkan dengan adanya sejumlah peminat untuk membeli. “Tetapi karena itu karya pertamanya, jadi belum dilepas. Akan dibuatkan yang duplikat khusus untuk dijual,” imbuh Sudirtha. (hms)