Kelompok Riset Vocational Education and Training, Evaluation, and Instructional Design (KR-VEEID) gelar pengabdian kepada masyarakat di Museum Subak Tabanan. Kegiatan berlangsung selama dua hari 3-4 Juni 2022. Pada kesempatan tersebut hadir sekretaris Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan yang sekaligus membuka acara secara resmi. Secara umum kegiatan pengabdian kepada masysrakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan media dan konten promosi Museum Subak kepada pegawai dan staff Museum Subak Tabanan. Ada lima pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari. Pada hari pertama dilaksanakan pelatihan penggunaan Augmenteg Reality Subak yang diketuai oleh Dr. Ketut Agustini, S.Si.,M.Si dan pelatihan video profil sebagai media promosi museum subak yang diketuai oleh Dr. phil, Dessy Seri Wahyuni, S.Kom.,M.Eng. Dilanjutkan pada hari kedua dilaksanakan tiga pelatihan yaitu pelatihan desain grafis yang diketuai oleh Nyoman Sugihartini, S.Pd., M.Pd., pelatihan media sosialisasi yang diketuai oleh I Nengah Eka Mertayasa, S.Pd.,M.Pd, dan pelatihan konten digital informasi yang diketuai oleh I Gede Bendesa Subawa, S.Kom.,M.Kom.
Ketua Kelompook Riset VEEID, yang juga sebagai Koordinator Program Studi Pendidikan Teknik Informatika, Dr. phil, Dessy Seri Wahyuni, S.Kom.,M.Eng. menjelaskan bahwa kegiatan pengbdian ini merupakan salah satu bentuk dukungan Undiksha kepada Museum Subak Tabanan.
“Melihat potensi yang ada di Museum Subak Tabanan kami dari Universitas Pendidikan Ganesha turut serta memberi dukungan dengan memberikan pelatihan pembuatan media dan konten promosi museum subak Tabanan. Dengan adanya pelatihan ini tentu kami berharap museum subak lebih dikenal lagi oleh masyarakat khususnya para generasi muda”, ungkapnya.
Sebelum pelaksanaan pelatihan, terlebih dahulu diawali dengan launching Augmenteg Reality Subak (AR Subak) dengan pemutaran Video Teaser AR Subak. Teknologi AR Subak yang dikembangkan oleh Dr. Ketut Agustini, S.Si.,M.Si dan tim merupakan aplikasi berbasis Mobile yang dikembangkan untuk membantu menginterpretasikan artifak yang terdapat di musium Subak Tabanan, ke dalam bentuk objek 3 Dimensi. Interpretasi artifak dilakukan dengan menggunakan teknologi Augmented Reality with Barcode Marker.
Agustini menuturkan AR Subak adalah pengembangan dari disertasi saat ia menyelesaikan program doctoral. Dengan terciptanya teknologi ini tentu memberikan pengalaman baru bagi pengunjung Museum Subak.
“Penerapan teknologi AR ini arahnya nanti meningkatkan kunjungan museum dengan memberikan pengalaman baru kepada pengunjung. Dengan adanya AR Subak yang diakses melalui mobile, pengunjung tidak hanya melihat artifak dari museum tetapi juga mendapatkan edukasi berupa penjelasan dari masing-masing artifak tersebut” pungkas Agustini yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan 1 FTK.
Sejalan dengan hal tersebut, Ketua UPTD Museum Subak, Ida Ayu Nyoman Ratna Pawitrani sangat antusias dan mengapresiasi kegiatan ini, pihaknya menegaskan kegiatan ini merupakan pilot project untuk pengembangan Museum Subak. “Kami ingin Museum Subak tidak terkesan menjadi tempat yang menoton, dengan adanya AR Subak dan pelatihan pembuatan media dan konten promosi dapat meningkatkan pengunjung serta memberikan pengalaman baru kepada pengunjung melalui tampilan artifak dengan tampilan 3 dimensi” pungkas Bu Dayu. (an)